PENGERTIAN
Penelitian
etnografi adalah termasuk salah satu pendekatan dari penelitian
kualitatif. Penelitan etnografi di bidang pendidikan diilhami oleh
penelitian sejenis yang dikembangkan dalam bidang sosiologi dan
antropologi. Penelitian etnografi pernah dilakukan oleh peneliti bernama
Jonathan Kozol, dalam rangka melukiskan perjuangan dan impian para
warga kulit hitam dalam komunitas yang miskin dan terpinggirkan di
daerah Bronx, New York [1]. Penelitian kualitatif dengan pendekatan ini kemudian banyak diterapkan dalam meneliti lingkungan pendidikan atau sekolah.
Menurut Miles & Hubberman seperti yang dikutip oleh Lodico, Spaulding & Voegtle, Etnografi berasal dari bahasa Yunani ethos dan graphos.
Yang berarti tulisan mengenai kelompok budaya. Sedangkan Menurut Le
Clompte dan Schensul etnografi adalah metode penelitian yang berguna
untuk menemukan pengetahuan yang terdapat atau terkandung dalam suatu
budaya atau komunitas tertentu.[2]
Menurut Gay, Mills dan Airasian, penelitian etnografi adalah suatu
studi mengenai pola budaya dan perspektif partisipan dalam latar alamiah[3].
Menurut
Haris seperti yang dikutip oleh Cresswell, etnografi adalah suatu
desain kualitatif dimana seorang peneliti menggambarkan dan
menginterpretasikan pola nilai, perilaku, kepercayaan dan bahasa yang
dipelajari dan dianut oleh suatu kelompok budaya. Menurut Cresswell
etnografi berfokus pada keseluruhan kelompok. Seorang etnografer
meneliti pola yang diikuti satu kelompok misalnya oleh sejumlah lebih
dari 20 orang, jumlah yang lebih besar daripada yang biasa diteliti
dalam grounded theory. Namun bisa juga lebih sedikit misalnya
sejumlah guru dalam suatu sekolah namun tetap dalam lingkup keseluruhan
kelompok besar (dalam hal ini sekolah). [4]
Selanjutnya menurut Lodico maksud
penelitian etnografi adalah untuk menggali atau menemukan esensi dari
suatu kebudayaan dan keunikan beserta kompleksitas untuk bisa melukiskan
interaksi dan setting suatu kelompok. [5]
Jadi
suatu penelitian etnografi adalah penelitian kualitatif yang melakukan
studi terhadap kehidupan suatu kelompok masyarakat secara alami untuk
mempelajari dan menggambarkan pola budaya satu kelompok tertentu dalam
hal kepercayaan, bahasa, dan pandangan yang dianut bersama dalam
kelompok itu.
Karakteristik Penelitian Etnografi
Dalam
menjalankan penelitiannya seorang etnografer harus membangun hubungan
yang dekat dengan partisipan dari objek komunitas penelitiannya. Seperti
contoh etnografer Jonathan Kozol di atas, untuk meneliti komunitas
kulit hitam di Bronx, dia juga ikut tinggal di sana selama beberapa
bulan untuk bisa menyelami kehidupan mereka. Mereka pun mulai percaya
pada Kozol dan mau berbagi mengenai perasaan terdalam mereka dan
pandangan mereka tentang kemiskinan dan perbedaan warna kulit [6].
Penelitian etnografi meneliti suatu proses dan hasil akhir [7]. Akhir dari penelitian adalah membuat tulisan yang kaya akan gambaran detail dan mendalam mengenai objek penelitan (thick description)[8]. Sebagai penelitian suatu proses, seorang etnografer melakukan participant observation,
di mana seorang peneliti melakukan eksplorasi terhadap kegiatan hidup
sehari-hari dari objek kelompoknya, melakukan pengamatan dan
mewawancarai anggota kelompok dan terlibat di dalamnya. Participant
obeservation juga berarti bahwa peneliti ikut terlibat dan ikut berperan
dalam pengamatan.[9] Untuk keperluan penelitian ini seorang etnografer memelukan seorang key informant atau gatekeeper yang
bisa membantu menjelaskan dan masuk ke dalam kelompok tersebut. Selain
itu seorang etnografer harus mempunyai sensitivitas tinggi terhadap
partisipan yang sedang ditelitinya, karena bisa jadi peneliti belum
familiar terhadap karakteristik mereka.
Berikut ini aspek atau karakteristik etnografi baik yagn dirangkum dari Wolcott dan Gay, Mills dan Airasian [10] [11]
- Berlatar alami bukan eksperimen di laboratorium
- Peneliti meneliti tema-tema budaya tentang peran dan kehidupan sehari-hari seseorang
- Interaksi yang dekat dan tatap muka dengan partisipan
- Mengambil data utama dari pengalaman di lapangan
- Menggunakan berbagai metode pengumpulan data seperti wawancara, pengamatan, dokumen, artifak dan material visual.
- Peneliti menggunakan deskripsi dan detail tingkat tinggi
- Peneliti menyajikan ceritanya secara informal seperti seorang pendongeng
- Menekankan untuk mengekplorasi fenomena sosial bukan untuk menguji hipotesis.
- Format keseluruhannya adalah deskriptif, analisis dan interpretasi
- Artikel diakhir dengan sebuah pertanyaan.
Jenis penelitian etnografi
Menurut
Creswell, para ahli banyak menyatakan mengenai beragam jenis penelitian
etnografi, namun Creswell sendiri membedakannya menjadi 2 bentuk yang
paling popular yaitu Etnografi realis dan etnografi kritis.
Penjelasannya sbb : [12]
- Etnografi realis
Etnografi
realis mengemukakan suatu kondisi objektif suatu kelompok dan
laporannya biasa ditulis dalam bentuk sudut pandang sebagai orang ke -3.
Seorang etnografi realis menggambarkan fakta detail dan melaporlan apa
yang diamati dandidengar dari partisipan kelompok dengan mempertahankan
objektivitas peneliti.
- Etnografi kritis
Dewasa
ini populer juga etnograi kritis. Pendekatan etnografi kritis ini
penelitian yang mencoba merespon isu-isu sosial yang sedang
berlangsung.misalnya dalam masalah jender/emansipasi, kekuasaan, status
quo, ketidaksamaan hak, pemerataan dsb.
Jenis-Jenis etnografi lainnya diungkapkan Gay, Mills dan Aurasian sbb:[13]
- etnografi Konfensional: laporan mengenai pengalaman pekerjaan lapangan yang dilakukan etnografer
- Autoetnografi: refleksi dari seseorang mengenai konteks budayanya sendiri
- Mikroetnografi: studi yang memfokuskan pada aspek khusus dari latar dan kelompok budaya
- Etnografi feminis: studi mengenai perempuan dalam praktek budaya yang yang merasakan pengekangan akan hak-haknya.
- Etnografi postmodern: suatu etnografi yang ditulis untuk menyatakan keprihatinan mengenai masalah-masalah sosial terutama mengenai kelompok marginal.
- Studi kasus etnografi: analisis kasus dari seseorang, kejadian, kegiatan dalam perspektif budaya.
Prosedur Penelitian Etnografi
Menurut
Creswell, walau tidak ada satu cara saja dalam menititi etnografi namum
secara umum prosedur penelitian etografi adalah sbb:[14]
1.Menentukan
apakah masalah penelitian ini adalah paling cocok didekati dengan studi
etnogafi. Seperti telah kita bahas di atas bahwa etnografi
menggambarkan suatu kelompok budaya dengan mengekloprasi kepercayaan,
bahasa dan perilaku (etnografi realis); atau juga mengkritisi isu-isu mengenai kekuasaan, perlawanan dan dominansi (etnografi kritis).
2. Mengidentifikasi
dan menentukan lokasi dari kelompok budaya yang akan diteliti. Kelompok
sebaiknya gabungan orang-orang yang telah bersama dalam waktu yang
panjang karena disini yang akan diteliti adalah pola perilaku, pikiran
dan kepercayaan yang dianut secara bersama.
3. Pilihlah tema kultural atau isu yang yang akan dipelajari dari suatu kelompok. Hal ini melibatkan analisis dari kelompok budaya.
4. Tentukan
tipe etnografi yang cocok digunakan untuk memlajari konsep budaya
tersebut. Apakah etnografi realis ataukah etnografi kritis.
5. Kumpulkan
informasi dari lapangan mengenai kehidupan kelompok tersebut. Data yang
dikumpulkan bisa berupa pengamatan, pengukuran, survei, wawancara,
analisa konten, audiovisual,pemetaan dan penelitian jaringan. Setelah
data terkumpul data tersebut dipilah-pilah dan dianalisa.
6. Yang
terahir tentunya tulisan tentang gambaran atau potret menyeluruh dari
kelompok budaya tersebut baik dari sudut pandang partisipan maupun dari
sudut pandang peneliti itu sendiri.
[1] Marguerite
G. Lodico, Dean T. Spaulding, Katherine H. Voegtle, Methods in
Educational Research From Theory to Practice (San Fransisco: Jossey
Bass, 2006), hlm. 268.
[3] L.R. Gay, Geoffrey E. Mills & Airasian, Educational Research: Competencies for analysis and application-9th. Ed (New Jersey: Merril-Pearson Education, 2009), hlm 404.
[4] John
W. Creswell, Qualitative Inquiry & Research Design, Choosing Among
Five Approch (California: Sage Publications, 2007) hlm.68.
[9] Paul Atkinson & Martyn Hammersley, Etnography
and Participant Observation, Strategies of Qualitative Inquiry ed.
Norman K Denzin & Yvonna S. Lincoln (California:SAGE Publication,
Inc, 1998)
[10] Djam’an Satori & Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif. (Bandung: Alfabeta, 2009) hlm. 35.
[13] Gay, op.cit., tabel 16.1 hlm. 407.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar